Kamis, 20 Februari 2014

Benteng Van Der Wijck Kebumen, Wisata Tempat Bersejarah di Jawa Tengah

Ketika liburan lebaran 2013, Saya menyempatkan diri berkunjung ke Benteng Van Der Wijck yang berada di Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Saya berkunjung mengajak adik Saya. Adik Saya jadikan model untuk mengabadikan ke eksotikan Benteng Van Der Wijck. 


Pintu masuk Benteng Van Der Wijk
Benteng Van Der Wijck dari atas

Bergaya di atas tank peninggalan TNI
Di tempat ini pengunjung dapat menikmati benda-benda bersejarah yang menjadi saksi perjalanan panjang bangsa  mulai dari jaman Hindia Belanda hingga jaman kemerdekaan. Benda-benda tersebut antara lain berupa bangunan benteng yang masih utuh berdiri, dimana dalam waktu lama tempat tersebut digunakan untuk pangkalan tentara Hindia Belanda terutama untuk membendung pergolakan politik yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro.

Akan tetapi sekarang tempat ini sudah dilengkapi berbagai macam alat untuk menghibur pengunjung agar dapat menikmati liburan. Antara lain yaitu kereta yang berada di atap bangunan, berbagai alat untuk bermain anak, hotel, tempat makan, dan panggung hiburan.

Suasana di dalam Benteng Van Der Wijck

Berpose di dalam Benteng Van Der Wijck Gombong-Kebumen

Berpose di dalam Benteng Van Der Wijk

Melihat keluar Benteng Van Der Wijck


Suasana di dalam Benteng Van Der Wijck Gombong-Kebumen

Tangga yang ada di dalam Benteng Van Der Wijck

Tulisan yang menunjukan tempat asrama tentara Belanda



Senin, 17 Februari 2014

Pengalaman Hujan Abu Karena Gunung Meletus di Kebumen

Masih teringat dalam benak Saya ketika terjadi letusan Gunung Merapi di Tahun 2010. Ketika itu, Saya yang sehabis lulus sekolah S1 dari salah satu PTN di Jogja sudah pindahan dari kos-kosan. Setelah beberapa bulan di rumah entah itu musibah atau berkah, gunung berapi yang berada di perbatasan DIY-Jateng mengeluarkan erupsi. Ketika itu pula bencana yang disebut "erupsi merapi" menghiasi judul-judul pemberitaan di berbagai media dalam beberapa minggu. Ketenaran nya mengalahkan berita KPK dalam usaha pemberantasan korupsi. Saat itu pula Gunung Merapi menjadi trending topik dalam Twitter.




Betapa maha dahsyat bencana Gunung Merapi pada waktu itu. Belasan nyawa melayang yang salah satunya adalah juru kunci gunung  yaitu Mbah Marijan. Mbah Marijan adalah contoh dari segelintir orang yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap jabatannya. Ketika Gunung Merapi mulai memperlihatkan tanda-tanda akan meletus, media banyak meliput Mbah Marijan sebagai sosok yang setia dengan pekerjaan. Mungkin tidak banyak pekerjaan seperti yang dimiliki oleh Mbah Marijan. Untuk menjadi juru kunci Gunung Merapi memiliki syarat khusus. Hanya Hamengkubuwono IX saja, mengapa Mbah Marijan pantas menjadi juru kunci gunung yang legendaris bagi orang Jogja tersebut. Itu adalah contoh dari salah satu pelajaran yang bisa diambil ketika terjadi letusan Tahun 2010. Kali ini Saya tidak akan membahas mengenai kisah heroik Mbah Marijan. Disamping karena keterbatasan pengetahuan Saya terhadap tokoh Marijan, Saya yakin sudah banyak cerita yang di beritakan oleh orang lain tentang sosok Marijan.



Ketika Gunung Merapi meletus hingga menjadikan hujan abu yang begitu besar di wilayah DIY dan Jateng suasana nya begitu gelap. Pada waktu itu pagi-pagi yang seharusnya petani sudah mulai ke sawah untuk merawat tanaman, atau pelajar yang berangkat menuju sekolah menaiki sepeda ontel, atau pedagang  dengan barang dagangannya menuju pasar. Tetapi waktu itu pemandangan nya lain dari biasanya. Ketika Saya terbangun dari pagi itu sekitar Pukul Lima suara rintik-rintik hujan abu sudah mulai terdengar. Nampaknya ayam jago harus berkokok lebih lama, atau waktu subuh seperti diperpanjang oleh Tuhan. Sampai dengan pukul tujuh pagi terasa tak lebih dari waktu subuh pada hari-hari biasa. Aktivitas pun terganggu.

Tak pernah terbayangkan sebelumnya suasana gelap, dengan pemandangan halaman dan sekitar rumah putih dan putih. Pemandangan tersebut menyerupai ketika melihat film dengan latar bersalju. Mulai dari atap yang terlihat putih, pohon pisang dan pohon lainnya daun nya melengkung kebawah dan tangkainya hampir putus, jalan depan rumah yang ditutupi debu dan seketika debu tersebut berterbangan ketika kendaraan melewatinya yang seolah seperti acara  di televisi yang menabur tepung kepada salah seorang yang sedang berulang tahun. Mulai waktu itu adalah "hari-hari tanpa abu". Untuk pergi ke kota kecamatan harus mengenakan mantel agar badan tidak begitu banyak terkena abu.










Kamis, 02 Januari 2014

Pengusahaan Madu Hutan

Hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan komoditas yang penting terutama untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar hutan. Luas hutan Indonesia yang begitu besar memiliki potensi pengembangan HHBK. Masih banyak jumlah penduduk miskin disekitar hutan akan mengancam kemberadaan hutan itu sendiri baik sebagai fungsi lindung maupun fungsi konservasi.

Kementerian Kehutanan telah menetapkan sebanyak 558 jenis HHBK, dimana dari semua HHBK yang  ada, ada lima yang menjadi unggulan yaitu bambu, sutera alam, lebah madu, gaharu dan rotan. Penetapan tersebut berdasarkan ekonomi, biofisik dan lingkungan, kelembagaan, sosial, dan teknologi. Salah satu HHBK unggulan tersebut yaitu madu. Madu merupakan HHBK yang dihasilkan di hutan-hutan di Indonesia


Hutan sebagai sumberdaya hayati dimana lebah Apis Dorsata membangun sarang dan membuat madu


Masyarakat sekitar hutan dapat memanfaatkan sumberdaya tersebut dengan mengambil madu
Begitu besarnya permintaan madu menjadi peluang bagi pengusahaan madu khususnya madu hutan. Sekarang ini antara permintaan tidak sebanding dengan penawaran. Indonesia masih kekurangan stok madu yang begitau besar. Masyarakat menjadikan madu karena manfaat antara lain sebagai bahan pangan, dan obat. Peluang bisnis yang begitu besar dalam pengusahaan madu mendorong beberapa kalangan yang sudah malang melintang di dunia permaduan Indonesia membentuk wadah dalam asosiasi. Tentunya hal tersebut akan menjadikan pengusahaan madu menjadi usaha yang dikelola dengan kebersamaan diantara para anggotanya.

Madu yang telah di panen oleh petani dari dalam hutan
Untuk mendapatkan madu dengan kualitas yang baik maka dilakukan pengolahan. Hal yang dilakukan dalam pengolahan misalnya penyaringan, dan kemudian memasukan madu kedalam wadah yang bagus sehingga akan mudah untuk menarik konsumen.

Madu ditampung oleh pengepul yang dibeli dari petani


Hasil madu hutan yang diolah untuk dijual ke kota-kota besar
Harga madu bervariasi sesuai musim. Saat musim madu, harga cenderung turun. Sedangkan saat madu langka harga cenderung untuk naik. Pada saat harga naik petani merasakan manfaat dari usaha yang telah mereka lakukan. Perjuangan mencari madu merupakan perjuangan hidup dan  mati. Betapa tidak, untuk pergi kedalam hutan seorang petani madu harus berjuang sekuat tenaga melawan maut yang menantang didalam hutan. Mulai dari banyaknya hewan buas, medan yang ekstrim sampai dengan resiko jatuh dari pohon. Untuk itu kita tidak ada salahnya  untuk membeli madu hutan dengan harga yang pantas




Selasa, 03 Desember 2013

Surga Kecil


Tanah Air
By: Ibu Soed
Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai
Walaupun banyak negeri kujalani
yang mahsyur permai di kata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Disanalah ku rasa senang
Tanah ku tak kulupakan
Engkau kubanggakan

Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuharga


Jika Kita menghayati lagu yang diciptakan Ibu Sud dengan baik maka akan ada rasa gejolak dari dalam hati untuk mensyukuri karena Kita telah memiliki tempat yang nyaman untuk ditinggali yakni bumi nusantara. Namun apabila lirik lagu tersebut dirubah menjadi sebagai berikut

Rumah ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari kalbu
Rumah ku yang kucintai
Engkau kuhargai
Walaupun banyak negeri kujalani
yang mahsyur permai di kata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Disanalah ku rasa senang
Tanah ku tak kulupakan
Engkau kubanggakan

Rumah ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari kalbu
Rumah ku yang kucintai
Engkau kuhargai


Jika kata "tanah air" diganti dengan kata "rumah" maka akan teringat rumah di kampung yang tidak akan pernah dilupakan. Dari dulu sampai sekarang dan yang akan datang akan tetap terkenang. Tidak akan mungkin untuk melupakan. Suka duka dan perasaan campur aduk yang pernah dirasakan di rumah merupakan kenangan yang teramat indah dalam hidup. Dari sana kita mulai dididik sampai tumbuh besar dan memiliki karakter yang berbeda dengan manusia yang lain. Tidak ada yang akan mampu melakukan pekerjaan besar tersebut kecuali keluarga. Walaupun gubuk kecil yang tidak ada apa-apanya dengan rumah para orang kaya, tetapi ia menjadi penghangat saat kita butuh kehangatan dalam keluarga. Tak perlu bermewah-mewah, tak perlu penghangat elektrik saat mandi dan tidak perlu penyejuk freon, rumahku sendiri sudah bagaikan surga yang selalu menyejukan dalam hati.
Kamar hotel yang nyaman
Walaupun sudah banyak nama tempat yang aku baca saat naik kendaraan diatas aspal, tidak ada yang aku ingat secara baik-baik nama tempat tersebut. Ia kalah dengan ketenaran sebuah gubuk kecil didekat jalan raya kecil Kutowinangun-Pencil dan disebelahnya ada sekolah yang tidak terkenal yang bernama Madrasah Ibtidahiyah Tanjungsari. Namun dari sanalah mengenal harapan. Mungkin harapan tidak akan lahir dari keluarga yang lain. 



Meja didalam hotel


Disinilah kita akan merasa nyaman dan tenteram. Kita tidak bisa mendapatkan nyaman dan tenteram kapan dan dimana saja. Namun, Ia hanya bisa didapatkan didalam sebuah rumah mungil. Dan Ia akan selalu terkenang. Jangan coba untuk melupakan, tapi cobalah rasakan.


Jumat, 29 November 2013

Melukis Dengan Hati

Suatu hari ketika berada di kapal penyeberangan antar-pulau, Saya tidak biarkan momen terbuang secara percuma. Mengabadikan alam dengan photo akan banyak memberikan inspirasi di masa yang akan datang. Itulah seninya memotret. Apalagi, Saya belum tentu berada di kapal tersebut untuk waktu yang akan datang. Kata orang bilang, rejeki tidak datang dua kali. Meskipun kata tersebut banyak salahnya, mengikuti kata hati saya rasa itu jawaban yang tepat untuk hal ini . Mengambil gambar dengan kamera memberi pengalaman batin yang tidak akan berhenti sampai di situ. Ingin suatu hari melakukan pengalaman yang menantang, dimana ada hal baru yang bisa diabadikan. Setiap momen memiliki kesulitannya masing-masing. Semakin banyak belajar maka akan semakin kita terlatih untuk menangani masalah. Memotret itu gampang-gampang susah. Gampang jika kita melakukannya dengan kesungguhan hati. Susah jika kita tidak memiliki hasrat. Saya rasa itu merupakan kata-kata yang universal untuk setiap bidang. Bagaimana tidak, orang bilang hati lebih kuat dibanding dengan pikiran. Hati-lah yang mengontrol pikiran. Pekerjaan yang dilakukan dengan pikiran akan kurang memberi hasil yang baik. Tetapi apabila dikerjakan dengan hati, pekerjaan akan ringan.

Memotret pada cermin sehingga, fotografer ikut terambil gambarnya
Kapal yang tengah bersandar




Rabu, 25 September 2013

Batu Payung Lombok, Payung Keras Dari Lombok

Batu Payung di Pulau Lombok. Pemandangan lumayan bagus. Bisa cuci mata. Saat kesana, angin bertiup kencang. Tapi enak, kan Lombok kadang panasnya luar biasa.

Batu Payung belum begitu terkenal di kalangan masyarakat Lombok. Mungkin, tempat tersebut belum lama ditemukan. Dilihat dari posisi memang tidak ada yang mengira kalau di tempat tersebut terdapat batu besar yang mirip dengan payung. Dari pandangan mata, pengunjung kebanyakan adalah warga lokal. Hal ini bisa diketahui dari wajah-wajah pengunjung yang menunjukan warga Lombok. Kalau ada orang luar itu sedikit sekali.

Untuk melihat apakah itu orang luar atau orang lokal yaitu dengan melihat fisik dan tingkah laku dari pengunjung. Warga lokal bisa diketahui dari gaya bicara, dan kulit muka menunjukan ciri "Lombok Banget". Dan sikap saat berada di sana seolah mereka sudah pernah berkunjung sehingga raut muka maupun gerakan tubuh tidak menggambarkan kalau sedang merasa penasaran. Sedang pengunjung dari luar bisa dilihat dari kulitnya yang menunjukan aura luar Lombok, gaya bicara menunjukan orang Jawa atau nasional. Dan tingkah laku selama disana menunjukan rasa penasaran yang luar biasa.

Ada lagi yang menunjukan kalau orang itu dari Lombok yaitu kendaraan yang digunakan. Mungkin ada pertanyaan bisa jadi menyewa atau pinjam motor milik orang lain. Orang Lombok biasanya menggunakan motor dan dilakukan secara rombongan. Sangat aneh jika orang yang baru masuk Lombok terus menggunakan plat nomor Lombok dan berangkat secara rombongan. Ciri yang menunjukan orang luar bisa dilihat dari motor yang digunakan merupakan kendaraan sewa. Kendaraan sewa memiliki ciri khusus seperti terdapat tempat untuk  alat surving, biasanya bule-bule luar. Atau orang luar yang data ke Lombok dalam jumlah besar biasanya menyewa mobil.

Untuk menuju tempat ini, pengunjung bisa menggunakan dua jalur. Jalur pertama adalah dengan menyewa perahu kecil milik nelayan setempat. Sedang jalur kedua adalah dengan berjalan kaki.

Harga sewa untuk perahu kecil yaitu sekitar Rp 100.000,-. Biasanya pengunjung dibatasi oleh waktu selama satu jam. Pengunjung akan diajak berpetualang melintas ombak yang kadang-kadang besar. Dengan menyewa perahu kecil berarti pengunjung telah memberi nafkah kepada pemilik kapal agar dapur mereka tetap mengepul. Perlu diketahui juga bahwa sebagian besar warga sekitar Tanjung Aan dalam kondisi miskin. Ada baiknya pengeluaran diberikan kepada orang yang telah memberikan jasa wisata kepada Kita terutama kepada warga yang masih miskin.
Untuk menuju Batu Payung dengan berjalan kaki, pengunjung harus berjuang mengarungi ganasnya ombak, mendaki atau menuruni bukit yang kadang malah mengasikan

Jika pengunjung ingin berjalan kaki, jarak dari tempat parkir ke Batu Payung sekitar satu kilo. Sedangkan waktu yang diperlukan sekitar setengah jam perjalanan. Jalur yang dilewati begitu terjal. Harus berhati-hati karena Kita melewati pinggiran pantai yang tergenang. Kadang, ombak besar datang secara tiba-tiba.


Jumat, 30 Agustus 2013

Jembangan Wisata Alam, Destinasi Wisata Baru di Kebumen

Saya sebelumnya tidak ada rencana untuk pergi ke Jembangan Wisata Alam. Waktu itu siang hari sekitar pukul 10 WIB. Saya yang baru datang dari luar kota  dan kakak saya  juga  baru datang dari Jakarta yang masih merasa kalau kaki dan badan masih betah tinggal di tempat tidur. Matahari yang sudah naik dan memberi panas bagi orang di Bumi. Pingin jalan-jalan tapi ke tempat yang sejuk. Adik Saya mengusulkan untuk mengunjungi lokasi di wilayah Jembangan. Saya langsung teringat ternyata ada tempat yang berada di arah utara dari rumah Kami di Desa Tanjungsari, dan Kami pun secara tiba-tiba mau berkunjung ke Jembangan Wisata Alam. Tidak membutuhkan waktu lama bagi Saya dan Saudara Saya untuk bersiap-siap menuju kesana. Jarak dari rumah hanya sekitar 7 Kilo. Akses menuju Jembangan sekarang sudah mudah. Motor, mobil, dan bahkan sepeda ontel pasti mudah untuk kesana.

Kami memutuskan untuk menggunakan dua motor. Saya harus mengisi bensin dulu di warung. Hal ini biar aman saja. Takut kalau bensin habis di tengah sawah. Motor sudah mendapat bensin, hati menjadi nyaman. Perjalanan Kami lanjutkan. Jarak 7 Kilo Kami tempuh sekitar 1/4 jam. Waktu itu Kami niat kan untuk tidak menarik gas terlalu cepat, agar tidak cepat sampai. Kami juga sembari menikmati pemandangan selama perjalanan. Kami begitu menikmati perjalanan. Persawahan, rumah penduduk, sungai dan kebun-kebun menjadi makanan untuk mata Kami. Sesekali Kami bersimpangan dengan dokar yang sudah mulai langka di jalan di dekat rumah Kami. Matahari memberi cahaya yang begitu terik ke aspal di jalan. Aspal hitam memberi panas kepada setiap siapa saja yang lewat. Di beberapa titik, aspal terkelupas, sehingga kami harus berjalan zig-zag untuk beberapa saat.


Sebenarnya, Saya sudah bertahun-tahun lewat jalan itu. Sejak Saya kecil, Ayah maupun Ibu  sering membonceng Saya pakai sepeda baik untuk pergi ke rumah Saudara maupun ketika sekali-kali mengajak Saya pergi mengajar. Ternyata sudah banyak perubahan yang terjadi. Dulu ketika antara Tahun 1990 sampai dengan Tahun 1995-an, jalan mulai dari Mudal di Desa Poncowarno kearah timur seperti Desa Silumbu, Desa Jembangan, Desa Karang Tengah, Desa Kebapangan, Desa Kedung Dawa, dan Desa Tegalrejo berupa jalan makadam. Jalan dibuat dengan mengeraskan menggunakan batu-batu besar, sehingga sepeda sulit lewat. Tapi sekarang semua sudah berubah. Jalan sudah halus karena sudah di aspal. Sekarang hanya perlu perawatan saja, untuk menjaga jalan dari lubang-lubang kecil.


Sesampainya di depan pintu masuk, petugas penjaga karcis menyodorkan karcis masuk seharga Rp 5.000 an, Setelah itu kami melaju lurus kearah waduk. Kami mencari tempat yang pas untuk parkir, adik Saya mengusulkan agar parkir motor di dekat dengan penyewaan kapal bebek. Selain tempatnya strategis, menurut adik Saya, parkir motor disana memudahkan pengawasan. Setelah beberapa waktu kami lalui dengan duduk-duduk di bangku dermaga.


Jembangan adalah nama sebuah desa di Kecamatan Poncowarno, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Ia sekarang menjadi tempat yang ramai karena warga Kebumen dan sekitarnya menjadikan Jembangan sebagai destinasi wisata alam. Pariwisata diharap mampu mendatangkan kesempatan bagi warga Jembangan untuk mendulang penghasilan melalui pengusahaan pariwisata.




Orang menyebutnya perahu ontel ada juga yang menyebut perahu bebek merupakan salah satu wahana yang banyak diminati pengunjung untuk menikmati keindahan lingkungan disekitar Jembangan Wisata Alam


Ini adalah salah satu pemandangan yang bisa dilihat dari tengah danau menggunakan perahu ontel


Ini adalah salah satu pemandangan yang dapat dinikmati dari dalam perahu ontel


Burung bangau banyak bersarang di sekitar danau terutama pada pohon-pohon bambu

Dalam sejarahnya, Bendungan Pejengkolan yang membendung air dari Waduk Wadaslintang dibuat akhir tahu 80 an. Proyek tersebut banyak mengganti rugi lahan milik warga. Setelah jadi, Bendungan Pejengkolan banyak membantu petani dalam mengairi sawah. Sehingga dalam satu tahun, petani diwilayah yang dialirinya mampu tanam sebanyak dua sampai tiga kali.

Gapura berbentuk joglo
Wisata Jembangan dibuat atas inisiatif dari orang yang mengerti tentang potensi waduk dijadikan sebagai daerah wisata. Daya tarik yang dimiliki oleh Jembangan sebagai objek wisata adalah air yang dibendung oleh Bendungan Pejengkolan yang mampu menahan air dalam jumlah besar hingga menimbulkan genangan seperti danau. Ditambah lagi dengan pemandangan perbukitan yang tentunya menjadikan tempat ini semakin asri. Selain itu, di tempat ini juga terdapat kebun binatang yang memiliki berbagai macam koleksi satwa. Fasilitas lain yaitu perahu bebek, perahu naga, taman bermain anak, dan ATV. Ada berbagai macam potensi yang perlu dikembangkan. Dengan melihat contoh-contoh daerah wisata yang sudah terkenal misalnya Bali, menurut Saya perlu ada fasilitas untuk tempat menginap, atau penambahan perahu kano atau flying fox.

Untuk memperbaiki wisata mungkin perlu dilakukan penataan yang lebih baik agar wisata di Jembangan semakin berkembang antara lain dengan (1) menjelaskan tanggung jawab masing-masing pihak dalam pengelolaan wisata seperti masyarakat, swasta, pemerintah, LSM dsb, (2) menambah lebih banyak lagi jenis atraksi wisata misalnya water boom dsb, (3) membangun jaringan dengan pengelola wisata lain di sekitar Kebumen, Jogja, bahkan Jawa Tengah secara umum agar semakin banyak dikunjungi oleh masyarakat di luar kabupaten, (4) membangun citra wisata Jembangan lewat berbagai macam pameran, (5) meningkatkan kualitas akses menuju tempat wisata misalnya menjaga jalan tetap baik agar mudah dilalui pengunjung, (6) pihak terkait aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar wisata agar mendukung terselenggaranya wisata misalnya sering dilakukan bersih desa agar desa terlihat bersih, rapi dan menarik, (7) masyarakat sekitar diberikan pelatihan seni misalnya membuat cendera mata, (8) menjaga nama baik tempat wisata terutama dari sisi keamanan dan kesopanan, (9) mengembangkan wisata kuliner dengan melatih penduduk lokal atau dengan mendatangkan orang yang ahli tentang bisnis makanan untuk lebih banyak menarik pengunjung.





Pengunjung juga bisa menyewa perahu bebek
Jika Anda ingin berkunjung ke tempat ini, caranya gampang. Jarak dari Kota Kutowinangun sekitar tujuh kilo kearah utara. Sedangkan jarak dari Kota Kebumen sekitar 17 KM kearah timur. Akses jalan sudah bagus. Untuk transportasi, pengunjung bisa menggunakan kendaraan pribadi, karena tidak ada angkutan umum.


Lihat Peta Lebih Besar






Perahu naga digunakan untk berkeliling menikmati Wisata Jembangan







Tempat yang asyik untuk menikmati makanan di Wisata Jembangan





Orang boleh manaiki ATV dengan membayar uang kepada pengelola


Tempat duduk untuk menikmati pemandangan 


Kebun binatang di Taman Wisata Jembangan


Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo